Berburuk sangka kepada sesama manusia termasuk perbuatan dosa. Oleh karena itu, Allah melarang orang-orang beriman dari berburuk sangka.
Allah berfirman, yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa." (QS. Al-Hujurat: 12)
As-Sa'di berkata dalam kitab tafsirnya, "Allah melarang dari banyak berprasangka buruk terhadap orang-orang beriman, karena sebagian prasangka itu adalah dosa, seperti prasangka yang tidak sesuai dengan hakikat sebenarnya dan tidak disertai adanya indikasi-indikasi yang mengarah kepadanya, yaitu prasangkaan buruk yang disertai perkataan-perkataan maupun perbuatan-perbuatan haram.
Karena keberadaan buruk sangka dalam hatinya tidak hanya sebatas itu, bahkan pelakunya akan senantiasa berburuk sangka sampai ia mengatakan apa yang seharusnya ia katakan dan melakukan apa yang seharusnya ia lakukan yang bersumber dari hatinya.
Di samping itu, ia akan semakin berburuk sangka kepada seorang muslim, membenci dan memusuhinya, padahal ia diperintahkan untuk melakukan kebalikannya, yaitu berbaik sangka." (Tafsir As-Sa'di, hal 801)
Alangkah baiknya apa yang dikatakan Umar bin Khattab, "Janganlah kalian berprasangka terhadap kalimat yang diucapkan dari saudaramu sesama muslim melainkan prasangkaan yang baik, dan hendaknya kalian membawa perkataan itu kepada prasangkaan yang baik." (Tafsir Ibnu Katsir, 7/377)
Allah berfirman, yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa." (QS. Al-Hujurat: 12)
As-Sa'di berkata dalam kitab tafsirnya, "Allah melarang dari banyak berprasangka buruk terhadap orang-orang beriman, karena sebagian prasangka itu adalah dosa, seperti prasangka yang tidak sesuai dengan hakikat sebenarnya dan tidak disertai adanya indikasi-indikasi yang mengarah kepadanya, yaitu prasangkaan buruk yang disertai perkataan-perkataan maupun perbuatan-perbuatan haram.
Karena keberadaan buruk sangka dalam hatinya tidak hanya sebatas itu, bahkan pelakunya akan senantiasa berburuk sangka sampai ia mengatakan apa yang seharusnya ia katakan dan melakukan apa yang seharusnya ia lakukan yang bersumber dari hatinya.
Di samping itu, ia akan semakin berburuk sangka kepada seorang muslim, membenci dan memusuhinya, padahal ia diperintahkan untuk melakukan kebalikannya, yaitu berbaik sangka." (Tafsir As-Sa'di, hal 801)
Alangkah baiknya apa yang dikatakan Umar bin Khattab, "Janganlah kalian berprasangka terhadap kalimat yang diucapkan dari saudaramu sesama muslim melainkan prasangkaan yang baik, dan hendaknya kalian membawa perkataan itu kepada prasangkaan yang baik." (Tafsir Ibnu Katsir, 7/377)